SAUDARAKU YANG KUKASIHI

♫ Hindarkanlah emosimu
♫ Ciptakanlah suasana kekeluargaan diantara sesama
♫ Janganlah engkau berlaku curang dimuka bumi ini
♫ Ikuti syariat untuk mengatur semua masalah diantara kamu
♫ Jika engkau berani berbuat, maka Pertanggungjawaban akan segera menjemputmu ♫


PARA PENEGAK HUKUM YANG KAMI HORMATI

♫ Kepadamulah pertikaian diantara kami bermuara
♫ Kepadamulah kami meminta keadilan di dunia ini
♫ Tegakkanlah hukum itu dengan seadil-adilnya tanpa apapun menyertai
♫ Jabatanmu adalah Amanah Tuhan yang harus engkau tunaikan

TITIPAN ILAHI

Sering kali aku berkata, ketika seorang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan-Nya,
bahwa rumahku hanya titipan-Nya,
bahwa hartaku hanya titipan-Nya,
bahwa putraku hanya titipan-Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya ,
mengapa Dia menitipkan padaku ?

Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya ini ?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah

kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku," dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
Hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja."

* * * * * * * * * * * *
* in memoriam WS Rendra *
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (Thaahaa: 124)

TAFSIRKAN AYAT OLEH IBNU KATSIER :
maksud dari “Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku”, yakni menyalahi perintah yang telah Aku turunkan kepada Rasul-Ku, berpaling darinya, melupakannya dan mengambil jalan selain petujuk rasul yang telah diutus.

Maksud dari “Baginya penghidupan yang sempit” yakni di dunia tidak mendapatkan ketentraman hati dan kelapangan dada bahkan dadanya sempit lantaran kesesatannya walaupun kekayaannya melimpah, mampu makan makanan semahal apapun yang dia inginkan, mampu mengenakan pakian semewah apapun yang dia inginkan, mampu mempunyai rumah semegah apapun yang dia inginkan, akan tetapi semuanya itu tidak dapat membawa kepada keyakinan dan hidayah. Dia senantiasa dalam keadaan kecemasan, kebimbangan dan keraguan”

Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. { QS : Ibrahim : 42 }
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. {QS. : An Nisa' : 58)